Tumbuhan membutuhkan zat-zat yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Seperti O2 dan CO2, tumbuhan mengambilnya dari dalam tanah. Sedangkan air serta mineral diserap tumbuhan melalui bulu-bulu akar dari dalam tanah. Utuk mengetahui bagaimana proses pengangkutan air serta garam mineral, berikut ulasan selengkapnya.
|
jalur penyerapan air tumbuhan |
Proses Pengangkutan Air dan Mineral dengan Sistem Intravaskuler dan Ekstravakuler
Sistem Pengangkutan Intravaskuler pada Tumbuhan
Sistem pengangkutan ini terjadi di dalam xilem/berkas pembuluh pengangkut. Contohnya adalah sistem pengangkutan zat hara yang terdiri dari air dan garam mineral mulai dari akar ke batang dan daun melalui berkas pembuluh angkut (xilem).
Sistem Pengangkutan Extravaskuler pada Tumbuhan
Sistem pengangkutan ini terjadi di luar xilem/berkas pembuluh angkut, berjalan dari sel ke sel dengan arah yang horizotal. Pengangkutan ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu secara simplas dan aploplas. Pengangkutan simplas yakni sistem pengangkutan air dan zat hara yang terlarut melalui bagian hidup dari suatu sel ke sel yang lain. Sitoplasma dan vakuola merupakan bagian sel yang dilewati tersebut. Air serta zat terlarut tersebut diangkut menuju plasmodesmata. Apa itu plasmodesmata? Yaitu saluran yang menghubungkan antar protoplasma sel.
Sedangkan pengangkutan apoplas yakni cara pengangkutan yang bekerja mengangkut zat hara menuju bagian sel yang tak hidup. Sistemnya bergerak secara difusi maupun transpor pasif. Contohhnya pada dinding sel serta ruang antar sel. Akan tertapi, sistem pengangkutan ini dapat mengalami hambatan karena terdapat pita Kaspari di sel-sel endoderrmis. Apa itu pita kaspari? Yaitu pita yang dapat menyebabkan air serta zat terlarut tidak bisa berjalan menuju stele. Jadi, pengangkutan air dan zat terlarut masuk ke dalam endodermis hanya melalui pengangkutan simplas yakni tidak secara intravaskuler melalui xilem.
Air dan garam mineral yang masuk ke xilem batang serta xilem daun digunakan sebagai bahan melakukan fotosintesis. Trakea (elemen pembuluh kayu) serta trakeid merupakan komponen utama dari pembuluh pengangkut (xilem). Kedua komponen tersebut merupakan sel mati yang tidak mempunyai sitoplasma, hanya berupa dinding sel. sistem pengangkutan air dan garam mineral lebih efisien melalui trakea daripada melalui trakeid. Selain itu, sel parekim/parenkim kayu yang terdapat dalam xilem berupa sel-sel hidup juga berfungsi sebagai penyimpan bahan makanan. Xilem juga memiliki fungsi sebagai penyokong/ penguat karena mengandung serabut kayu.
Faktor yang Mempengaruhi Pengangkutan Air pada Tumbuhan
Ada 3 faktor yang mempengaruhi pengangkutan air serta garam mineral pada tumbuhan, yaitu tekanan akar, kapilaritas serta daya isap daun. Berikut penjelasannya:
1. Tekanan Akar pada Tumbuhan
Perbedaan konsentrasi air pada air tanah dengan cairan pada berkas pembuluh pengangkut/xilem menyebabkan terjadinya tekanan akar. Konsentrasi air tanah yang tinggi menyebabkan terjadinya osmosis dalam sel. Tinggi rendahnya serta besar kecilnya tumbuhan mempenaruhi besarnya tekanan akar pada tumbuhan tersebut.
2. Kapilaritas pada Tumbuhan
Fungsi dari pembuluh kayu/xilem pada tumbuhan hampir serupa dengan pipa kapiler. Terjadi gerakan air naik melalui xilem. Hal ini diakibatkan oleh gaya adhesi di antara molekul-molekul air dan dinding pembuluh kayu. Peristiwa naiknya air melalui pembuluh xilem inilah yang disebut kapilaritas.
3. Daya Isap Daun pada Tumbuhan
Penguapan air dari daun atau disebut dengan transpirasi merupakan penyebab adanya daya isap daun. Akibat transpirasi yang terjadi di daun, konsentrasi molekuler air di daun semakin berkurang, yang terjadi selanjutnya adalah gerakan air dari akar menuju daun.
Selain itu, faktor eksternal yang berasal dari lingkungan juga mempengaruhi kecepatan pada pengangkutan air dan mineral. Faktor tersebut antara lain adalah: Suhu udara, kelembaban udara, intensitas cahaya, angin, dan air tanah.